Ahlan

Sabtu, 24 Maret 2012

Jangan Jadi Pembunuh!! (Karakter)



#tulisan ini didedikasikan dan didesain untuk saya pribadi, kawan kawan, dan orang lain yang terkena laqob ‘Jutekiyyun” :P

Bercerita atau berbagi cerita baik yang menyenangkan maupun yang menyebalkan dan menyedihkan merupakan hal yang lumrah bagi semua orang sebagai ‘pelepas’ rasa yang membuncah di hati secara spontan yang bisa disebut dengan CURCOL (Red: Curhat Colongan).  Biasanya sasaran dari Curcol ini adalah teman, teman qorib, pacar, orang tua, kakak atau adik sang pelaku.

Namun dari seluruh jenis cerita yang paling mencolok adalah cerita yang membahagiakan si pencerita. Biasanya dia cenderung ingin membaginya (husnudzon dengan alasan tasyakur bini’mah dan mengamalkan surat ad duha ayat 11  ayat “wa amma bini’mati Robbika Fahaddits” (dan terhadap nikmat Rabbmu  hendaklah engkau menyatakannya -dgn bersyukur-) yang sering dijadikan alasan orang berbagi kebahagiaan lewat cerita.  :” >

Namun ada berbagai respon pendengar kabar tersebut, ada yang terkesan senang dan antusias berkomentar, ada yang menghargai kesenangannya dengan tersenyum dan mengucapkan kata semangat, daan ada juga yang tampak acuh tak acuh, apalagi jika diperparah dengan wajah standar (datar) dan bertanya “terus?” atau “jadi apa manfaatnya buat saya?”

Clebbb!!!

Kalo kejadiannya kaya gitu tu, rasanya seketika pengen ngelinting tangan baju dan menghadang wajah datarnya dengan wajah sangar sambil bilang “Mau ditonjok??!” (minjem gaya c Onath) atau dengan kaomori (" `з´ )_,/"(>_

STOP MEMBUNUH!!

Lah bunuh? Bunuh apaan??
Stop membunuh karakter orang deh para jutekers. Orang yang sedang berbagi cerita denganmu ingin membagi rasa senangnya karena menurutnya kamu berhak untuk hidup senang! Dan menurutnya kamu adalah orang yang dia percaya ikut bahagia jika dia bahagia. Apa salahnya memberi senyum saja minimal meski kamu gak suka atau ga ada manfaatnya untukmu. Biarin. Jangan aplikasikan otak ‘asas manfaat’ di momen yang salah. Bisa jadi sikapmu yang menyebalkan malah membuat orang mati gaya, gendok, kesel, pundung dan jadi males lagi klo mau cerita karna responmu yang gak bersahabat.

Menghargai? It’s Easy guys!

Apa sih untungnya menghargai orang? Simpel aja... jawabannya kamu pun akan dihargai oleh orang lain. Jangan licik sendiri, maunya dihargai tapi gak pernah menghargai orang lain.

Seperti kisah Rasulullah Saw yang suatu hari didatangi wanita kafir yang memberinya buah limau sebagai hadiah, beliaupun memakannya dan tersenyum. Lalu pada hari lainnya Rasul didatangi lagi oleh wanita tersebut dan ia sedang bersama beberapa orang sahabat, lalu wanita tersebut menghadiahi beliau buah limau yang sama, lalu Rasul memakannya tanpa membaginya pada sahabat lain sambil tersenyum kepadanwanita tersebut hingga habis. Kemudian beliau berpamitan. Sahabat yang melihat hal tersebut heran dengan sikap Rasulullah yang tidak membagi mereka buah tadi, kemudian mereka menanyakan alasannya. Lalu bagaimana cara Rasulullah Saw menjawab? “tahukah kalian bahwa sebenarnya buah limau itu sangat asam, dan aku khawatir jika kalian diberi kalian akan menampakan wajah yang membuatnya tidak enak dan tersinggung. Oleh karena itu aku habiskan semuanya”

Wallahu a’lamu Bis Sawaab..


Sajak: Aku Pulang



aku pulang
dengan segenggam kerinduan
bersama hujan yang menatap dengan tatapan yang sendu. namun tajam
maaf mah  aku pulang, bukan dengan segepok uang
melainkan pulang mengais rindu
yang tercecer disepanjang viaduct sore ini





aku pulang
seperti biasa, dengan langkah kaki yang sama
tanpa bunga, tanpa berlian
seperti yang film barat ajarkan pada kita
bahwa kasih sayang berarti memberi barang mewah dan mahal
tapi nyatanya mereka tidak selalu berakhir dengan hidup rukun
kandas


aku pulang
dengan tangan kosong
tapi aku tahu
didepan pintu yang terbuka
ada sejuta senyum menyambut rinduku..
semoga..

.#hujan kadang membuat suasana lebih sendu, dan membaca tulisan orang saat seperti itu membawa pegaruh yg hebat.

de'Aisy
4-12-11