12 Maret 2010
Rijal, Oh Rijal... Tetaplah Semangat!!
ketika cinta hanya egois semata
Sebelumnya “my deep concerned” untuk seorang yang telah mengalami kejadian tragis ini, korban sesuatu yang katanya bernama “cinta” yang bisa ditambahkan kata “monyet” sehingga jadilah “cinta monyet.” Meskipun kamu saudara teman saya dan saya gak kenal langsung, tapi saya kagum untuk pilihanmu meski baru sekolah setingkat Tsanawiyah (setara SMP). “That’s great guys! Hammasah!!”
Ya, seperti yang kita ketahui, masa2 smp atau tsanawiyah adalah masa yang labil dalam rangka mencari jati diri. Menurut psikologi biasanya dimasa adolescence ini egoisme dan kenekatan seseorang sangat tinggi dan dominan –meski tak jarang juga ada yang bisa mengendalikannya- dan masa ini juga dibumbui oleh perkembangan fisik dan mental yang signifikan yang mengarah ke kata “baligh” (dalam islam) baik laki-laki maupun perempuan. Dan yang paling menarik adalah mulainya tumbuh rasa kecenderungan atau ketertarikan terhadap lawan jenis, cepat atau lambat.
Alkisah suatu hari di sebuah pesantren, sebut saja Rijal. Dia adalah murid kelas 2 tsn yang cukup pintar dan berpenampilan tergolong biasa (biasa menurut anak2 yang merasa diri paling Gahol; tanpa kata2 preman, tanpa celana pinsil, dan hal lain yang mengindikasikan KORMOD –korban mode-) dan menurut saya dia anak yang baik. Dia sangat menikmati sekolah disana, dengan segala kegiatannya dan kebetulan dia bukan anak asrama. Hari-harinya yang biasa itu menyenangkan hingga pada tahun ke 2, muncullah seseorang yang ‘suka’ dengan Rijal. Awalnya dia hanya mengirim sms pd Rijal dengan motif awal –asal mencet dan salah sambung- motif yang basi. Lalu karena Rijal tak kunjung merespon, si perempuan pun berinisiatif untuk blak-blakan menyatakan perasaannya dan menawarkan kata ‘pacaran’ (oh apakah ini khadijah jaman metropolitan??!! i don’t think so)berawal dengan mengajak ketemuan –yang lebih cocok disebut dengan mencegat- si perempuan dengan PD tingkat tinggi menyatakannya. (huhuy berasaaaa anak smp, korban sinetron ‘inikah rasanya.’ Totally asbun). Oh sungguh pemandangan yang jarang “cewek nembak cowok!” apakah ini emansipasi?? Luar biasa. Bu kartini aja yang memperjuangkan emansipasi, nikahnya tetep aja dijodohin. Oke oke, kalo mau beralasan khadijah aja melamar Rasul, itu kan buat nikah bukan hal yang menggantung! :p
Kembali ke masalah, lalu setelah perempuan itu menyatakannya, tanpa pikir panjang Rijal MENOLAK pinangan pacaran dari perempuan tersebut. Alhasil si dia tak mau menerima –harga diri jatoh gitu- dan masih berusaha meyakinkan Rijal untuk menerimanya. Tapi Rijal dengan berbagai alasan tetap menolaknya dan akhirnya kisah cinta di gang belakang sekolah pun selesai dengan jumawa. Hahahah, ditolak euy!
Hari-hari setelah itu, tampak kembali cerah seperti biasa. Hingga suatu hari sekitar 2 bukan kemudian. Sepulang sekolah, Rijal dicegat di jalan yang sepi oleh beberapa orang yang ternyata –kakak kelasnya-( OMG, what happen??). sadis dan naas, tanpa banyak bacot, mereka bertiga memukuli Rijal yang tidak tahu apa-apa. @#$@#^*&!^(*^@%$^&@$&^$#!*
(&^@)*(!&_(!_)@&*^@&%$@^%$#%$ ya anggap aja itu obrolan yang terjadi sambil pukul-pukulan. Dan akhirnya Rijal ditiinggal pergi oleh ketiganya dan tampak sesosok perempuan yang bersembunyi dibalik tembok dekat situ, dingin tak berperasaan. Beruntrung Rijal mampu bangkit meski jalan terhuyung-huyung, dan tak jauh dari situ, ia berpapasan dengan salah satu ustadz pengajar di sekolah –ust. Feri, tanpa pikir panjang Rijal diantar ke sebuah klinik terdekat. Tak lama setelah dihubungi, ibu dan kakaknya menjemput Rijal yang lemas dan babak belur. Mukanya lemas dan bajunya lusuh. Ibunya sampai menangis ketika melihatnya begitu. –Oh apa yang terjadi pada anakku?- dan tanpa basa-basi ust Feri mewawancara kronologis dan siapa pelakunya. Laporan diproses.
Setelah hari naas itu, Rijal tampak sangat trauma hingga ingin pindah sekolah. Karena yang memukulinya adalah kakak kelas –satu pesantren- benar2 memalukan. Meski sudah dibujuk oleh kawan, keluarga dan pihak sekolah, ia tetap tidak mau kembali dan merasa paranoid jika berada dipesantren –terbukti ketika ia diminta hadir ke kantor untuk dikonfirmasi ia menolak habis-habisan dan akhirnya pertemuan berlangsung di rumahnya. Dan Rijal pun pindah ke sekolah umum.
Setelah diusut, ternyata tiga orang tersebut adalah suruhan sebut saja Asri –orang yang ditolak Rijal- ternyata setelah kejadian penolakkan, Asri sakit hati luar biasa, hingga ia pun akhirnya mencari pelampiasan dengan memacari kakak kelasnya Rijal, sebut saja Alif. Benar-benar perbuatan yang memalukan dan tidak pantas untuk ukuran seorang pelajar –terutama santri-. Setelah jadian, Asri kerap kali menyinggung masalah ditolak oleh Rijal dan mengatakan ‘Dendam’ (sebuah kata yang tidak pernah puas dan akhirnya kita tak dapat apa-apa). Dengan alasan –turut sakit hati- atas pacarnya itu, ia berinisiatif melampiaskan dengan menyerang Rijal keroyokan. Kekanak-kanakkan sekali. Akhirnya Alif dkk terancam di DO, namun karena prihatin karena dia kelas 3 tsn ia dihukum seberat2nya. dan Asri? Laporan ini sampai ke sekolahnya dan –who know- yang pasti ia juga dihukum karena mencemarkan nama baik sekolah.
Alasan rijal tidak menerima Asri kurang lebih adalah “kita masih kecil, saya gak tertarik pacaran. Dan saya gak niat pacaran” hmm, alasan yang lumayan :D hihihih, yang pasti rijal adalah kkorban keegoisan cinta. Pemaksaan tuh, bisa kena UU HAM!! dan untuk para perempuan tolong hargai diri kalian sendiri. jangan termakan perasaan yang buta. kendalikan diri, jangan sampai menghalalkan segala cara untuk memuaskan hatimu. kembali ke fitrah.
Wallahu a�lam...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar