Ahlan

Rabu, 24 Agustus 2011

Wisuda Yang kulihat...

precious moment, 20 April 2011 @ Bumi siliwangi

Hari wisuda selalu membuat orang berteriak gemilang bahkan menangis terharu. Termasuk aku, jika acara wisuda kemarin aku menangis karena acara yang ku buat jauh dari sempurna. Sekarang acara wisuda kedua yang ku pegang membuatku banyak menggenangkan air di mata hingga kering dan merinding. Wisuda kemarin aku tak sempat menikmati euphoria dan haru biru kelulusan kakak tingkatku yang sebagian besar tak ku kenal hingga membuatku merasa tertindas dengan segala kesibukan persiapan yang kurang jelas. Dan saat itu aku sempat mengutuki diriku yang tak becus membuat acara terakhir bagi mereka yang meninggalkan kampus ini selamanya. Membuka lembaran baru dengan dua pilihan saja: berkarya atau nganggur.

Wisuda kali ini memang berbeda. Hari ini masih juga dengan persiapan yang mendadak (dadakannya lebih parah) karena panitya baru di infokan siang hari sekitar 22 jam menuju acara. Namun kekacauan tidak parah seperti tahun lalu karena orang2 yang berkecimpung pun berpengalaman dalam acara ini sebelumnya. Tapi tanpa ada onta yang menjemput di gymnasium :P.

Wisuda hari ini berbeda, karena aku bisa menikmati suasananya dengan segala bentuk euphorianya. Pemandangan mengharukan disetiap sudut kampus, dari mulai yang botram di tempat bertuliskan “dilarang menginjak rumput,” lalu penyambutan dari teman seangkatan dan adik kelasnya yang gila dan heboh, seorang istri yang baru 2 bulan menikah mengiringi suaminya wisuda, hingga seorang ayah yang memberi rangkaian bunga yang ia beli kepada anaknya sembari mengecup keningnya dan berkata “selamat nak, kamu membuat ayah bangga.” Semua pemandangan itu kunikmati dengan menggenggam kamera tanpa sempat memotretnya. I just can think: when I can fell this moment?”

Wisuda hari ini benar-benar nyaris sempurna, dosen kami yang super sibuk bisa hadir hampir ¾ dari jumlah staf. Tidak seperti tahun lalu…. Ah tapi rasanya tidak adil jika terus membandingkan. Karena setiap hal yang terjadi adalah yang terbaik dimasanya dan selalu ada pengalaman pertama dalam setiap fase kehidupan.

Yang tak bisa ku lupakan dari wisuda ini adalah pemandangan seorang lelaki yang menuntun ayahnya yang tua dan agak bungkuk karena usia. Lelaki itu nyaris membuat ayahnya bingung setengah mati karena disalami oleh para professor yang telah mengajari anaknya seraya mengucap kata selamat dan dengan bangga memuji anaknya, ia pun balik berterimakasih pada para professor tersebut seraya menghaturkan beribu terimakasih atas ilmu yang dicurahkan pada anaknya. Mimpi apa dia hingga bisa bersalaman dengan professor hingga diberi ucapan selamat yang eksklusif. Yang ia tahu hanya anaknya ini telah lulus dengan waktu paling singkat . yang ia tahu anaknya telah membahagiakannya karena mampu menjadi seorang sarjana, tak seperti dirinya yang hanya tamatan PGA. Namun ternyata yang ia tahu selama ini tidak semuanya. Yang ia tahu kecerdasan anaknya telah membanggakannya tanpa ia ketahui.

Baginya, seisi kampus terasa telah mengenal anaknya. Ia heran dengan sebuah spanduk berukuran besar mencantumkan foto anaknya lengkap dengan ucapan selamat. Dan masih banyak lagi hal lain yang membuatnya semakin bangga dengan anaknya. Saat itu ia hanya bisa merangkul bahu anaknya yang sudah lebih tinggi darinya sembari mengalirkan kalimat tasbih dan setitik air di sudut matanya.

Rabu yang mendung tak menyurutkan kebahagiaan mereka yang telah dengan resmi menyandang gelar sarjana. Lautan manusia berkostum toga yang merasakan euphoria kemenangan telah tiba di penghujung gerbang kehidupan yang sesungguhnya. setelah merasakan hebohnya perjuangan saat bertitel ‘mahasiswa baru’ lalu bergelut dengan segala dinamika kampus hingga akhirnya merasakan duduk di kursi panas, mempertanggungjawabkan segala hasil jerih payah selama 4 tahun kebelakang. Dan akhirnya mendapatkan penghargaan yang sangat besar dirasa setelah seluruh perjuangan yang terlewati. Semoga semua ini dapat menjadi awal yang baru bagi para intelek yang telah terlahir dari kampus Bumi Siliwangi ini.

siapa yang mau diwisuda selanjutnya???

Bandung, 21 april 2011


Tidak ada komentar:

Posting Komentar