Hari pertama
Hari pertama adalah hari yang cukup menegangkan. Bukan Cuma saya, tapi guru-guru, adik kelas, bahkan keluarga terutama orang tua ikut tegang. Hingga akhirnya kakak saya memutuskan untuk mengantar saya dan pergi dari rumah jam 6 (nyubuh banget takut macet). Terbukti pada jam 7 saja sudah banyak siswa-siswa yang datang karena takut macet dan terlambat, dll. Sedangkan dihari-hari selanjutnya jam 7 sekolah masih cukup sepi.
Hari pertama suasana terasa dingin, terlebih cuacanya yang dingin dan cukup berkabut saat itu dan letak sekolah ini yang berada dibawah kaki gunung Manglayang. Oke, hal itu membuat kami yang tegang makin deg degan hingga kelenjar ekskresi kami bekerja dengan cepat. Hasilnya adalah beser, tangan berkeringat, dsb.
Bukti nyatanya adalah saya sendiri. Setelah awalnya bisa menenangkan diri, entah kenapa waktu akan mengisi LJK pertama kalinya tiba-tiba suhu terasa panas, dan membuat keringatan. Lalu tanpa sadar saya bolak balik hapus-buletin itu kertas. Ngebuletin yang udah bulet. Benar-benar tegang, hampir menggigil, sampe2 keringet di langan kena sedikit ke LJK dan hal itu bikin saya tambah tambah sangat sangat panik awi-awi (oke itu bahasa campur sari). Beruntung hal itu Cuma berlangsung selama setengah jam pertama karena saya bisa mengendalikan diri yang hampir lepas kendali. Rasanya pengen aja gitu lari keliling lapangan biar gak tegang, tapi malah cape. Dan selanjutnya tak ada keringetan dan gugup lagi. Alhamdulillah…
faktor lainnya karena kebetulan saya diberi anugrah adalah nama yang cukup panjang ayitu desi siti Aisyah Humaira, kita singkat humairanya jadi kebayang pas lagi degdegan gitu ngebuletin nama panjang kaya kereta. bikin gugup aja. apalagi pas nginget2 nama temen yang lain gak sepanjang yang ane punya... stres sendiri. ngedumel. mau gimana lagi, di ijazah yang disingkat cuma H doang jadi mau ga mau harus ngikut... nasib...
Okeh, perlu saya kemukakan alasan saya hampir lari keliling lapangan itu, yakni karena saya merasa asing. Iya itu sekolah dan kelas orang lain alias numpang, sehingga ada feel yang lain. keeung. Yang kedua saya teringat bahwa keberhasilan ujian selain ilmu, hati, teknis, ketelitian dan mental adalah faktor lain yang cukup “wah” yaitu faktor X. si “X” ini adalah faktor yang tak pernah diduga-duga adanya dan ada banyak sekali. Misal waktu ngebuletin lewat aja 0.01 mm dari garis bulet itu bisa jadi sang Scanner yang ada di perpustakan UPI bandung ngadat dan gak mau baca. Begitu dan lainnya.
Hari pertama adalah B Indonesia dengan nomor paket soal IPA 12. Sip. Lancar Alhamdulillah gapake kendala yang berarti kecuali ketegangan tadi yang ampir bikin lari keliling lapangan. Dan karena selanjutnya masih ada pelajaran Biologi, maka kami diberi waktu istirahat 1 jam pada jam 10-11. Dan ada dua kata yang sama dihati kami, para siswa peserta ujian yaitu “PENGEN PIPIS DAN LAPAR!!” sehingga wc dan kantin menjadi destinasi semua siswa yang berasal dari 5 sekolah termasuk sekolah saya. Dan bisa diperkirakan apa yang terjadi: WC ngantri (jangan tanya keadaan WC itu kaya gimana. Karna saya gak mau cerita dan tak tega nyeritanya) dan Kantin penuh sampai-sampai ada yang kehabisan makanan. Nasib. Setelah itu bel berbunyi tanda masuk. Dan seperti biasa, tak ada yang aneh lagi.
oya ada yang unik ujian kali ini, sang pengawas ujian biologi lupa mensilent hapenya sehingga, pas lagi degdegan ngebuletin nama ku yang panjang jadi berasa lagi ada aril "engkau bukanlah segalaku,... biar hujan menghapus jejakmu.." tapi cuma awalan aja sih, bodor ah seuri aku :D.
Pulangnya karena Alhamdulillah dapat tumpangan dari Ami yang bawa mobil, akhirnya saya menyarankan untuk berhenti didepan kampus UIN SGD untuk jajan pisang caramel dan cireng. Saya sarankan yang tinggal di Cibiru dan sekitarnya kalo mau jajan enak dan murah cukup datang ke kampus UIN SGD. Bagi yang tinggal di cibereum, saya tidak menyarankan karena kejauhan. Hari pertama yang melelahkan sukses!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar